Perkembangan Public Relations Dalam Dunia Industri/Perdagangan
Perkembangan Public Relations
memang berlangsung bersama adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat. Meskipun
demikian, dalam perkembangan yang bagaimanapun, suatu organisasi atau badan
usaha lainnya haruslah tetap menjaga dan memelihara kehidupannya melalui
komunikasi. Public Relation yang disingkat PR telah banyak dipraktekkan
diberbagai organisasi ataupun perusahaan dalam rangka menunjang manajemen untuk
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, karena pelaksanaannya yang
bertitik-bobot pada keterampilan dalam membina hubungan antar manusia di dalam
dan di luar organisasi seraya mencegah timbulnya masalah.
Akibat
pertumbuhan ilmu komunikasi dan berkembangnya berbagai perusahaan dan industri
besar telah mendorong pertumbuhan aktivitas PR menjadi suatu fungsi
manajemen yang penting. Tidak hanya terbatas kepada hubungan masyarakat di
dalam dunia usaha dan instansi pemerintah, akan tetapi juga perusahaan swasta
yang bergerak dibidang jasa-jasa humas mulai berkembang. (Assegaff, 1987:12).
Charles S.Steinberg dalam Assegaff
(1987:13) mengemukakan, bahwa ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan
humas/PR, yakni: Pertama, pertumbuhan industri yang semakin
kompleks dan semakin jauh jaraknya dari rakyat atau konsumen. Kedua,
perkembangan teknologi komunikasi dan media Massa yang cepat dan jaringan media
Massa yang semakin besar. Keiga, pertumbuhan usaha-usaha niaga dan
industri raksasa dan tumbuhnya kritik-kritik dari tokoh-tokoh masyarakat dan
para pembaharu. Keempat, timbulnya persaingan yang hebat antara sesama
perusahaan baik niaga maupun industri, sehingga dirasakan sekali perlunya
dukungan pendapat umum dan goodwill masyarakat. Kelima, perluasan
pendidikan yang menyebabkan masyarakat membutuhkan lebih banyak fakta dan
informasi. Selanjutnya ditekankan bahwa yang benar-benar merupakan tenaga
penggerak percepatan pertumbuhan humas/PR adalah pendapat umum, yaitu
suatu pandangan atau pendapat dari sekelompok manusia yang diutarakan tentang
sesuatu pokok masalah yang umum, yang menjadi kepentingan bersama. Dimanapun
juga dalam usaha apapun juga pendapat umum memegang kunci untuk suatu
keberhasilan.
Di Indonesia, diantara berbagai
perusahaan sebagai organisasi bisnis, ada yang memanfaatkan PR sebagai
pendukung pencapaian tujuannya dan ada yang tidak. Perusahaan yang dilengkapi
bagian PR ini jelas karena pimpinannya memahami manfaat dan fungsinya
bagi pengembangan perusahaannya. Yang tidak memanfaatkan PR, mungkin
karena tidak memahami fungsinya atau barangkali karena merasa cukup dengan
adanya bagian marketing atau pemasaran; padahal kegiatan marketing
tertuju ke luar organisasi, sedangkan kegiatan PR selain tertuju ke luar
organisasi juga ke dalam organisasi, kepada orang-orang yang tugasnya berkaitan
dengan kuantitas dan kualitas produk yang dipasarkan.
Terjadinya pemogokan kerja oleh
karyawan di sebuah perusahaan, misalnya, kemungkinan besar karena di perusahaan
itu tidak ada bagian PR; atau kalau memang ada disebabkan Public
Relations Officernya kurang tanggap akan sikap (attitude) para
pekerja. Pemogokan merupakan perilaku (overt behaviour) publik karyawan
yang didahului oleh opini publik (public opinion). Opini publik adalah
perkembangan dari opini kelompok (group opinion), dan ini merupakan
perkembangan dari opini perorangan (individual opinion). Dengan sikap
tanggap ketika berkomunikasi secara informal dengan para karyawan, seorang PR
yang handal dan jeli akan mampu memantaunya sebelum menjadi tingkah laku
pemogokan.
Oleh karena hal-hal tersebut
di atas, karyawan tetap merupakan suatu kekuatan dalam perusahaan. Praktisi PR
umumnya menggunakan MBWA (Managing by Walking Around) untuk memperoleh
simpati dari karyawan. Bila pimpinan puncak terlampau sibuk dengan pekerjaan
strategis terhadap pihak di luar perusahaan, maka praktisi PR harus
dapat mencari manajer menengah untuk tetap melakukan komunikasi terhadap
karyawan. Hal ini diyakini dapat membuat karyawan termotivasi untuk bekerja
dengan sepenuh hati dan memaksimalkan segala tenaga dan pikiran mereka guna
mencapai produktivitas yang tinggi seperti yang diharapkan oleh perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Assegaff, Dja’far H. 1987. Hubungan Masyarakat Dalam Praktek. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar