Rabu, 12 Desember 2012

Contoh Teori Komunikasi 2


Perkembangan Public Relations Dalam Dunia Industri/Perdagangan 


Perkembangan Public Relations memang berlangsung bersama adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat. Meskipun demikian, dalam perkembangan yang bagaimanapun, suatu organisasi atau badan usaha lainnya haruslah tetap menjaga dan memelihara kehidupannya melalui komunikasi. Public Relation yang disingkat PR telah banyak dipraktekkan diberbagai organisasi ataupun perusahaan dalam rangka menunjang manajemen untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, karena pelaksanaannya yang bertitik-bobot pada keterampilan dalam membina hubungan antar manusia di dalam dan di luar organisasi seraya mencegah timbulnya masalah.
Akibat pertumbuhan ilmu komunikasi dan berkembangnya berbagai perusahaan dan industri besar telah mendorong pertumbuhan aktivitas PR menjadi suatu fungsi manajemen yang penting. Tidak hanya terbatas kepada hubungan masyarakat di dalam dunia usaha dan instansi pemerintah, akan tetapi juga perusahaan swasta yang bergerak dibidang jasa-jasa humas mulai berkembang. (Assegaff, 1987:12).
Charles S.Steinberg dalam Assegaff (1987:13) mengemukakan, bahwa ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan humas/PR, yakni: Pertama, pertumbuhan industri yang semakin kompleks dan semakin jauh jaraknya dari rakyat atau konsumen. Kedua, perkembangan teknologi komunikasi dan media Massa yang cepat dan jaringan media Massa yang semakin besar. Keiga, pertumbuhan usaha-usaha niaga dan industri raksasa dan tumbuhnya kritik-kritik dari tokoh-tokoh masyarakat dan para pembaharu. Keempat, timbulnya persaingan yang hebat antara sesama perusahaan baik niaga maupun industri, sehingga dirasakan sekali perlunya dukungan pendapat umum dan goodwill masyarakat. Kelima, perluasan pendidikan yang menyebabkan masyarakat membutuhkan lebih banyak fakta dan informasi. Selanjutnya ditekankan bahwa yang benar-benar merupakan tenaga penggerak percepatan pertumbuhan humas/PR adalah pendapat umum, yaitu suatu pandangan atau pendapat dari sekelompok manusia yang diutarakan tentang sesuatu pokok masalah yang umum, yang menjadi kepentingan bersama. Dimanapun juga dalam usaha apapun juga pendapat umum memegang kunci untuk suatu keberhasilan.
Di Indonesia, diantara berbagai perusahaan sebagai organisasi bisnis, ada yang memanfaatkan PR sebagai pendukung pencapaian tujuannya dan ada yang tidak. Perusahaan yang dilengkapi bagian PR ini jelas karena pimpinannya memahami manfaat dan fungsinya bagi pengembangan perusahaannya. Yang tidak memanfaatkan PR, mungkin karena tidak memahami fungsinya atau barangkali karena merasa cukup dengan adanya bagian marketing atau pemasaran; padahal kegiatan marketing tertuju ke luar organisasi, sedangkan kegiatan PR selain tertuju ke luar organisasi juga ke dalam organisasi, kepada orang-orang yang tugasnya berkaitan dengan kuantitas dan kualitas produk yang dipasarkan.
Terjadinya pemogokan kerja oleh karyawan di sebuah perusahaan, misalnya, kemungkinan besar karena di perusahaan itu tidak ada bagian PR; atau kalau memang ada disebabkan Public Relations Officernya kurang tanggap akan sikap (attitude) para pekerja. Pemogokan merupakan perilaku (overt behaviour) publik karyawan yang didahului oleh opini publik (public opinion). Opini publik adalah perkembangan dari opini kelompok (group opinion), dan ini merupakan perkembangan dari opini perorangan (individual opinion). Dengan sikap tanggap ketika berkomunikasi secara informal dengan para karyawan, seorang PR yang handal dan jeli akan mampu memantaunya sebelum menjadi tingkah laku pemogokan.
      Oleh karena hal-hal tersebut di atas, karyawan tetap merupakan suatu kekuatan dalam perusahaan. Praktisi PR umumnya menggunakan MBWA (Managing by Walking Around) untuk memperoleh simpati dari karyawan. Bila pimpinan puncak terlampau sibuk dengan pekerjaan strategis terhadap pihak di luar perusahaan, maka praktisi PR harus dapat mencari manajer menengah untuk tetap melakukan komunikasi terhadap karyawan. Hal ini diyakini dapat membuat karyawan termotivasi untuk bekerja dengan sepenuh hati dan memaksimalkan segala tenaga dan pikiran mereka guna mencapai produktivitas yang tinggi seperti yang diharapkan oleh perusahaan.
  
DAFTAR PUSTAKA
  • Assegaff, Dja’far H. 1987. Hubungan Masyarakat Dalam Praktek. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar